Tuesday, February 19, 2013

Dampak Power of Mind (Kekuatan Pikiran)



Sebagai seorang manusia, kita mempunyai suatu pemikiran tentang suatu hal. Tetapi cara pikir manusia tidak bisa disamakan dengan hewan atau makhluk lain di dunia ini. 
Apakah dampak dari kekuatan pikiran dari seorang manusia?

Manusia memiliki kekuatan yang luar biasa untuk menciptakan mahakarya. Kekuatan terbesar dalam diri manusia itu terdapat pada pikiran. Kemampuan dan kebebasan kita menggunakan pikiran, menjadi salah satu hal yang mampu membedakan kita dengan mahluk lainnya, baik tumbuhan, hewan atau jenis mahluk lainnya yang ada di semesta ini. Tentunya kebebasan dalam menggunakan fasilitas pikiran kita adalah kebebasan yang diberikan oleh Penciptanya, atau dengan kata lain kebebasan yang ada batasnya. Meskipun berbatas, kekuatan pikiran manusia bahkan bisa digunakan untuk mengubah seluruh dunia ini bahkan seluruh alam semesta. Tetapi rata-rata manusia hanya menggunakan sedikit dari seluruh kemampuan berpikir yang terbatas tersebut.

Banyak perdebatan tentang presentase penggunaan otak manusia. Tetapi yang jelas, kekuatan otak yang telah kita gunakan adalah sebagian kecil dari kemampuan otak kita seluruhnya.
Sebagian besar penduduk dunia ternyata hanya memanfaatkan 3 kemampuan otaknya kurang dari 1 persen. Kemampuan itu adalah mengingat, belajar dan berkreativitas.
"Untuk sampai 1 persen orang mesti bisa mengingat 13 deret angka," kata Tony Buzan, pencipta Mind Map, Teknik Pengembangan Potansi Otak dalam acara Educator Sharing Network (ESN) yang diselenggarakan Sampoerna Foundation Teacher Institute di Jakarta, Sabtu (18/4).
Guna membuktikan pernyataannya itu, ia mengajak para peserta yang terdiri dari para guru untuk mengingat 13 deret angka. "Bagaimana? Sulit? Itulah mengapa saya tadi katakan kita masih menggunakan otak kita kurang dari 1 persen," kata pria berkebangsaan Inggris ini.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa proses perkembangan kreativitas otak manusia semakin meningkat seiring dengan pertambahan umur. Namun yang terjadi, sebaliknya.
"Pada usia balita anak belajar kreativitas 95 persen, SD 75 persen, SMP-SMA 50 persen, Mahasiswa 25 persen, dan seterusnya sampai nol. Ini normal tetapi tidak natural," ungkap Tony.
Untuk itu, lanjutnya, peran guru sangat penting untuk menyelamatkan daya kreatif anak didiknya supaya terus berkembang. "Guru mempunyai tanggung jawab dan posisi strategis untuk membantu mengembangkan kemampuan berpikir dan berkreasi yang merupakan tambang emas dalam diri anak didiknya," kata Tony.
Selain itu, ia juga mengingatkan bahwa di dalam diri anak didiknya terdapat banyak kecerdasan. "Guru harus membantu merawat macam-macam kecerdasan anak didik seperti kecerdasan sosial, daya kreatif, etika, dan juga kecerdasan spiritual," ungkapnya.
Caranya, lanjut Tony, yakni dengan metode mind map. Dengan itu kita dapat mengetahui cara kerja otak kita dalam berpikir dan belajar, berguna untuk membuat catatan, meringkas dan berpikir kreatif. "Mind map adalah bahasa otak kita," pungkas Tony.
1 persen katanya? ada versi lain. Penggunaan otak kita dapat dilihat dari lipatan-lipatan yang tercipta di fisik otak. Katanya, semakin banyak otak kita dipakai untuk belajar dan menemukan hal-hal baru, maka sel-sel yang semula tidak terhubung, akan menjadi terhubung satu sama lain. Dan itulah yang menyebabkan ada orang yang menyebut otak kita berkembang. Tetapi bukan berkembang semakin besar. Terhubungnya sel otak itulah yang menyebabkan terjadinya lipatan-lipatan pada otak. Pernah disebutkan bahwa para peneliti pernah melakukan pembedahan pada otak seseorang yang jenius yang sudah meninggal dan mempunyai IQ tinggi serta menghabiskan hidupnya untuk belajar dan belajar. Hasilnya adalah lipatan pada otaknya lebih banyak daripada lipatan pada orang pada umumnya.

Bahkan, ada yang mengatakan karena kekuatan otak kita hanya terpakai 1%, kekuatan otot kita tidak bisa berkembang sempurna. Bayangkan jika dengan kekuatan otak kita yang hanya 1% ini sudah bisa digunakan seperti sekarang ini, bagaimana ceritanya jika kita mempunyai kekuatan otak yang sempurna? Tergantung daya tahan kita.

Dan orang-orang gila itu rata2 sudah mencapai > 3% penggunaan otaknya, tapi mereka tidak siap untuk kesadaran mentalnya sehingga tidak mampu untuk meluruskan apa yang mereka terima.

Ketika manusia mampu mengendalikan 100% otaknya, dengan kekuatan otot yang 100% juga, mungkin kita bisa menjadi jauh lebih hebat dari seorang Jimmy Neutron kemudian menciptakan ledakan nuklir dengan 1 pukulan kecil dan membumi hanguskan seluruh kota. Dan itu menjadikannya sangat berbahaya jika banyak orang yang bisa melakukannya. Tuhan maha adil.

No comments:

Post a Comment